Selasa, 26 Oktober 2010

Cerita Tentang Malam

Rabu, 13 Oktober 2010

Perempuan dan Pilihan

Menjadi seorang perempuan yang sendiri dan memilih untuk sendiri tidaklah mudah. Ada sedikit perbedaan dengan pria di mana persepsi tentang perempuan lajang itu masih negatif di mata yang lainnya. Namun, sebenarnya bukan masalah pria atau perempuannya tetapi masalah kejujuran pada diri sendiri dan kemampuan untuk bisa mengalahkan dirinya sendiri. Mampukah?! 

Seorang perempuan di dalam kesendiriannya mendesah dalam dan panjang. Ada keinginan untuk bahagia mendapatkan pasangan namun tidak ingin juga terjerumus di dalam masalah kemudian hari. Baginya, dunia maya penuh dengan tanda tanya. Dunia nyata pun penuh dengan logika kehidupan yang tidak sesuai dengan dirinya.

“Saya sekarang ini sedang dalam keadaan memilih antara dua pria. Yang pertama saya kenal di Nimbuz dan berlanjut dengan percakapan lewat HP. Namun saying dia terlalu sibuk. Yang satu lagi adalah seorang duda dengan satu orang anak berusia 4 tahun. Dia sama-sama TKI, hanya berlainan tempat. Dia setiap hari mengejak saya untuk pulang bersama ke Indonesia, tetapi saya tidak bisa memberikan jawaban. Meskipun demikian, saya mengatakan padanya untuk mencari perempuan lain saja karena saya sangat awa, dan buta. Saya tidak bisa memberinya harapan, meski dia sering mengatakan kepada saya keinginannya untuk mendapatkan perempuan yang berhati mulia sesuai dengan ajaran agama.”

“Ada baiknya untuk bertemu dulu dan bertatap muka langsung, karena seringkali banyak penipu di dunia maya ini dan sdah banyak yang terjerumus dan dikecewakan. Bila memang mereka serius, bertemulah dulu baik-baik agar kalian bisa berkenalan dulu. Jangan pernah percaya dengan dunia maya meski banyak juga yang sukses di dunia maya. Jangan pernah berharap banyak, biarkan waktu berlalu. Bila memang itu cinta maka tidak akan lari ke mana-mana, kok! Hati-hati sajalah, ya!”

“Saya takut pacaran mengingat fatal akibat kelak bila kandas di tengah jalan.Menurut saya, pacaran setelah nikah jauh lebih baik karena saya sendiri takut memberi harapan kepada pria yang sering menyatakan perasaannya. Pertama-tama SMS dan telepon tiap malam, jalan satu bulan mereka pergi entah kemana. Sakit memang tapi tiap kali ada yang datang saya selalu memberi jawaban belum siap namun mereka selalu “mengemis” setelah dapat hati lalu pergi enyah entah kemana. Terkadang bosan juga tapi saya mesti menerima ini karena yakin sesuatu berharga butuh pengorbanan dan niat kuat dan tekad yahg sungguh-sungguh. Walau kadang kala sakit biarlah ini sebagai pelajaran supaya kelak berumah tangga saya mampu hadapi dan pecahkan masalah karena nikah bukan 1-2 hari namun insyallah dunia akherat bukan begitu mbak??”

“Jadilah dirimu sendiri dan jangan pernahp putus harapan.. lebih baik menjadi diri sendiri daripada menyesal kemudian… semua sudah ada yang mengaturnya… yakinlah Allah selalu memberikan yang terbaik….”

“Teman-teman saya di sini pun selalu bertanya apakah saya sudah memiliki calon atau belum. Bahkan mereka ada yang ingin menunggu saya menikah dulu baru mau pulang ke tanah air. Saya tidak bisa demikian, dan justru semua itu membuat saya sedih dan kesal. Untuk apa mereka seperti itu, karena ada yang lebih penting daripada hanya menunggu saya menikah. Bukankah keluarga mereka lebih penting?” 

“Tepat sekali!!! Luar biasa!!!”

Mendengarkan cerita dan kisah perempuan itu membuat saya teringat akan kesalahan besar yang saya telah buat. Saya memaksakan diri untuk segera menikah, mesti merasa siap dan sanggup, karena saya tidak ingin membuat yang lain kecewa. Saya tidak berpikir panjang sehingga akhirnya ketika semua itu menjadi prahara, saya pun harus menelan pil yang jauh lebih pahit.

Seandainya saja saya sekuat dia, tentunya semua akan lain ceritanya. Namun, ya sudahlah. Semua sudah terjadi dan saya harus mengakui semua itu sebagai kesalahan saya juga. Tidak perlu ada yang harus disesali karena semua itu adalah pelajaran yang sangat berharga. Lebih baik fokus dan maju ke depan daripada hanya meratap dan berduka dalam tangis. Iya, kan?! Hmmm…..

Dunia maya selalu tampak indah dan menyenangkan namun jangan hanyut dan larut dengan keindahannya. Dua dunia ini memang sama-sama penuh dengan jebakan yang bisa menjerumuskan, tetapi biar bagaimanapun juga kita hidup di dunia nyata. Bercinta di dunia maya tidak selalu seindah apa yang ada di dunia nyata. Fakta dan kenyataannya banyak sekali sudah yang menderita karena bercinta di dunia maya meski sadar penuh bahwa di dunia maya lebih tidak memiliki kepastian. Semua bisa menjadi apa dan siapa sesuai dengan yang diinginkan dan dibutuhkan.

Jangan jadikan juga dunia maya sebagai pelarian atas apa yang tidak didapat atau diperoleh di dunia nyata. Jadikanlah dunia maya sebagai sarana untuk bisa menjadi lebih baik lagi di kehidupan yang nyata. Berdusta dan berbohong hanya akan membuat diri menjadi lebih susah, apalagi jika berdusta dan berbohong pada diri sendiri. Apa yang diperoleh dan didapat itu pun hanyalah semu dan juga palsu.

Belajarlah dari apa yang telah terjadi sebelumnya dan jangan pernah memungkiri fakta serta kenyataan yang ada. Bila memang ingin menjalin cinta dengan sungguh-sungguh dan benar, sebaiknya bertemulah dulu di dunia nyata. Bila pun sulit untuk dilakukan, sebaiknya komunikasi terus dilakukan untuk bisa lebih saling mengenal satu dengan yang lainnya. Jangan mudah terbuai dengan janji dan rayuan. Cobalah untuk selalu mengontrol diri, jujur, dan sekali lagi, belajar.

Memang bukanlah hal yang tidak mungkin untuk bisa mendapatkan pasangan dari dunia maya, tetapi ingatlah prosesnya. Jangan lihat dari hasil yang dicapai tetapi selalu hargai proses situ karena proses itulah yang jauh lebih berharga.

Yakinlah bahwa yang terbaik itu selalu diberikan oleh-Nya. Jangan takut, ya!!!

Tulisan ini merupakan hadiah bagi seorang adik tercinta, Mahfudoh, yang sekarang ini sedang merantau nun jauh di sana dan bekerja sebagai seorang Tenaga Kerja Indonesia. Saya ingin semua mendapatkan contoh bahwa tidak salah bila memiliki pendirian. Tidak juga perlu takut untuk berbeda bila memang itu adalah benar. Semangat seorang perempuan perkasa yang patut ditiru dan dijadikan contoh.

Semoga bermanfaat!!!
Salam Kompasiana,
Mariska Lubis

Sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2010/10/13/perempuan-dan-pilihan/

Penting!!! Tes Masalah Seksual Dan Perilaku Kejiwaan Seksual Calon Pemimpin

Seks selama ini dianggap remeh temeh dan tidak penting. Selalu saja dijadikan bulan-bulanan dan tidak dihargai. Pikirannya masih pada kotor, sih!!! Padahal, seks jauh lebih penting dibandingkan dengan menghafal sepenggal lagu, meski itu dibuat oleh seorang pemimpin Negara sekalipun. Masalah seksual dan perilaku kejiwaan seksual calon pemimpin jauh lebih penting karena menyangkut masa depan kehidupan bangsa dan Negara ini.

Seks dan Pemimpin

Ada apa dengan masalah seks para pemimpin?! Kenapa sampai tidak bisa memimpin?! Apa karena memang tidak memiliki sifat kepemimpinan?! Apa jangan-jangan-jangan punya masalah dengan seks sampai tidak bisa memiliki sifat kepemimpinan itu?! Yang paling parah lagi kalau pola pikir dan cara pandang tentang seksnya masih ngawur!!! Bayangkan kalau punya pemimpin yang pikirannya sempit dan melihat seks hanya sebatas seonggok daging di belahan paha saja?! Waduh ngeri banget, deh!!!

Terkadang dan bahkan seringkali, seks dijadikan sebagai sesuatu yang tidak berarti. Terlalu cetek untuk dipikirkan, apalagi bagi mereka yang memang sudah pintar. Terlalu remeh-temeh untuk dijadikan sesuatu yang penting, apalagi bagi mereka yang memang sudah penting. Meskipun seks seringkali dijadikan tujuan dan kenikmatan seks yang paling diburu. Yah, semua ini membuat saya sedih?! Justru karena cetek dan remeh temeh inilah, seharusnya menjadi sesuatu yang berharga dan dihormati. Soalnya, seks memang penting dan sebaiknya benar-benar dipahami. Namanya juga anugerah, masa, sih, harus disia-siakan terus?!

Coba perhatikan saja masalah prostistusi dan penjualan anak. Juga penyebaran penyakit kelamin juga HIV dan AIDS. Apakah ini semua harus dianggap sepele dan remeh temeh?! Bukan sesuatu yang penting untuk disikapi?! Bukan sesuatu yang harus dipikirkan secara serius?! Pantas saja masalah ini terus berlarut!!! Mau sampai kapan semua ini bisa menjadi lebih baik?!

Bagaimana juga dengan banyaknya kasus pelecehan seksual yang marak terjadi, baik yang dilakukan oleh masyarakat umum maupun mereka yang menjadi pemimpin. Apa karena mereka seorang pemimpin yang berkuasa, jadi berhak melakukan itu semua?! Bila cara berpikir dan pola pandangnya seperti ini, tidak heran kalau masalah pelecehan seksual yang terjadi pada tenaga kerja wanita Indonesia tidak ditanggapi serius. Apa karena memang sudah “dijual” lalu majikannya berhak melakukan itu semua?! Di mana hati dan nurani?!

Belum lagi kasus-kasus yang terjadi akibat penyangkalan atas apa yang sebenarnya diderita dan dialami. Dari hasil survey yang pernah saya lakukan di Bandung, terhadap 150 orang pria, 89 persen di antaranya mengaku tidak memiliki masalah tentang seks. Sementara itu, 74 persen di antaranya mengaku melakukan hubungan seksual dengan pasangannya kurang dari satu minggu sekali. Padahal yang sehat dan dianjurkan adalah seminggu dua kali. Faktor utama yang mereka akui adalah karena stress dan juga jenuh. Berarti memang ada masalah, kan, seharusnya?! Nah, kenapa tidak mau diakui?! Kenapa harus ditutupi?!

Akibat dari penyangkalan masalah tentang seks ini banyak sekali. Salah satu contohnya saja menjadi kasar dalam berperilaku. Tidak bisa konsentrasi dalam bekerja, terutama bagi mereka yang sudah masuk dalam kategori sex maniac, karena pikirannya selalu terganggu oleh pikiran kotor tentang seks. Belum lagi kemudian menjadi seorang yang pura-pura baik namun ternyata hanya menipu dan memanfaatkan saja. Menjebak korbannya dengan apa yang disebut sebagai sympathy sex. Banyak banget, masalah yang bisa terjadi, yang tentunya tidak hanya merugikan diri sendiri dan keluarga, tetapi juga seluruh masyarakat, dan bahkan dunia ini. Apalagi kalau mereka seorang pemimpin. Waduh!!!

Bila tidak memiliki masalah psikologis dan kesehatan tentang seks pun, bila tetap tidak juga mau memikirkannya secara mendalam, maka apa yang dilakukan untuk mengatasi masalah seks ini pun bisa menjadi tidak berarti apa-apa. Terus saja sibuk berkutat di masalah yang sudah ada dan cara penyelesaian yang sudah biasa dilakukan. Invosi untuk melakukan hal-hal yang baru jarang sekali dilakukan. Entah karena memang takut atau memang tidak memiliki kemampuan untuk memikirkannya. Apa yang seperti ini pantas menjadi pemimpin?! Apa yang seperti ini juga pantas disebut memiliki jiwa kepemimpinan?! Berpandangan luas dan jauh ke depan saja tidak bisa!!! Memiliki kreativitas dalam berpikir dan bertindak pun nggak ada?! Wah, kapan mau majunya negara ini?

Saya sampai sudah jenuh sendiri bila ada pembahasan soal seks yang hanya berkutat di soal tabu dan terbuka, Barat dan juga Timur. Apalagi kalau kemudian yang dipermasalahkan adalah soal situs dan VCD porno, yang dianggap sebagai penyebab keadaan ini terjadi. Lalu kemudian, berkutat lagi di masalah pendidikan yang berkisar pada maslah psikologis dan kesehatan saja. Apa tidak juga melihat bahwa ini sudah menyangkut ke mana-mana?! Politik, ekonomi, sosial, budaya, semuanya!!! Bagaimana bisa menyelesaikan masalah bila hanya berkutat di situ-situ terus?! Kenapa tidak dicari inti dari permasalahannya lalu kemudian baru dicari solusi terbaiknya?! Jangan menjadikan semua usaha yang baik menjadi sia-sia belaka!!!

Yang juga membuat saya semakin miris adalah politisasi atas semua keadaan ini. Memutarbalikkan fakta dan kenyataan yang sebenarnya dan bahkan mencoba menghapuskan sejarah dan masa lalu. Mengaburkan kebenaran dengan berbagai pembenaran yang terus saja diungkapkan dan dipromosikan. Sadar atau tidak sadar, tahu ataupun tidak tahu, itu semua justru yang merusak bangsa dan negara ini. Masa depan menjadi semakin suram tak karuan. Tega banget, sih?!

Memang semua ini lebih mudah dilakukan apalagi bila memiliki kepentingan pribadi biarpun mengatasnamakan kepentingan bersama. Masyarakat yang memang telah sejak awal dibuat “bodoh” dan hanyut menjadi manusia tontonan tentu saja hanya sedikit yang menyadarinya. Ditambah lagi dengan gangguan atas suara-suara yang isinya seputar provokasi dan hasutan. Semakin menjadi, deh!!! Yang pintar pun bingung apalagi yang bodoh?! Malah seringkali yang pintar jadi bodoh dan yang bodoh jadi pintar. Semuanya jadi terbolak-balik.

Maaf, nih!!! Saya jadi sangat berapi-api. Habis saya sudah kesal dan muak juga jenuh dengan keadaan sekarang ini. Saya tidak ingin semua ini terus berlanjut. Biarlah saya melakukan sesuatu walaupun mungkin tidak terlalu berarti ataupun bermanfaat. Saya memang memilih untuk tidak diam walaupun terkadang diam itu emas. Pokoknya saya tidak pernah mau dan tidak akan berhenti!!!

Bila memang ingin menjadi pemimpin, cobalah untuk memiliki wawasan dan pandangan yang luas. Belajar dan belajar terus. Jangan pernah menyepelekan hal-hal yang dianggap remeh dan tidak berarti. Selalu jujur pada diri sendiri dan jangan pernah takut untuk menjadi diri sendiri. Justru menjadi diri sendiri itulah kunci seseorang bisa memiliki jiwa kepemimpinan dan menjadi seorang pemimpin yang sebenarnya. Semua berarti semua. Tidak goyah ataupun gentar dan juga tidak pernah mau terbawa arus meskipun arus itu sangat deras. Memiliki pemikiran yang maju dan modern serta hati yang bersih. Bantu memberikan solusi yang benar-benar bermanfaat bagi masa depan. Bantulah manusia dengan menjadikan mereka manusia yang seutuhnya.

Rasakan dan dirikan cinta yang sesungguhnya!!! Ingatlah selalu bahwa ada Yang Di Atas sana yang Maha Mengetahui semua yang kita lakukan!!!

Biarlah manusia menilai dan mencibir namun yakinlah bahwa mimpi itu nyata!!! Seringkali hanya kegilaan yang bisa mengubah dunia!!!

Semua pasti bisa!!! Semua bisa menjadi pemimpin!!! Jadilah pemimpin untuk diri sendiri!!! Jadilah pemimpin untuk bangsa dan negara ini!!! Ayo!!!

Salam,

Mariska Lubis
2 Juni 2010

Sumber : http://bilikml.wordpress.com/2010/10/13/seks-dan-pemimpin/

Antara Pantas dengan Lebih Pantas dan Tidak Pantas

Cengar cengir dua orang perempuan menghampiri ku siang hari tadi, dua tahun waktu berlalu tanpa ada kabar padahal kami masih tinggal dalam kota yang sama. Sedikit berbasa basi pada omongan yang tak penting namun penuh jenaka sebagai mengembalikan ikatan bahwa masih orang sama yang dikenal dan mengenal beberapa tahun lalu. 

Mulai dech, melampiaskan hasrat yang bergejolak dalam hati terutarakan yang sangat bersifat pribadi, sesuatu antara pantas dengan lebih pantas dan tidak pantas. Memang terlalu rumit berhubungan dengan seorang aneuk agam saboeh (lelaki satu satunya dalam keluarga), kilah perempuan disampingku, memilukan cerita yang terus mendapat hinaan dari keluarga lelaki seakan kehadiran perempuan yang satu ini dalam keluarga lelati itu akan menghabiskan hartanya. 

Senin, 11 Oktober 2010

Romantic Intimacy

“GOMBAL! Kalau, iya, apa kamu ingat sekarang hari apa?”
“Bukan hari Selasa!!!!!”
“Hari ini kan hari ulang tahun pernikahan kita. Kenapa kamu bisa lupa?!”


Bagi para istri, sepertinya ini bukan cerita baru , ya? Terlalu sering sudah kita mengalaminya. Sedih. Jengkel. Marah. Sedangkan bagi para suami, paling-paling hanya senyum-senyum dan cengengesan nggak jelas. Ya, kan?

“Bagi saya, tanggal bukan sesuatu yang penting, sayang…. Kamu juga tahu, kan, kalau ulang tahun sendiri pun saya suka lupa. Sejak kecil saya memang tidak terbiasa merayakan hal-hal yang seperti ini.Yang lebih penting, kan, kamu tahu kalau saya sangat mencintaimu.”

Masturbasi Otak Lagi?! Not Again!!!

KALI ini bukan masturbasi biasa. Ini lain daripada yang lain. Masturbasi otak namanya. Sama-sama bikin ketagihan, lho!

Istilah ini saya ambil dari perkataan seorang dosen yang dongkol dengan orang-orang di sekitarnya yang sibuk dengan pikirannya sendiri dan tidak pernah mau melihat fakta yang sesungguhnya. Kasarnya, sok pintarlah! Sok iye banget!!!

Jumat, 08 Oktober 2010

Mewaspadai Perilaku Seks Menyimpang

Seks terlalu tabu untuk dibicarakan dan seringkali dianggap remah yang remeh temeh untuk diperhatikan. Seks itu sendiri kemudian dibunuh dan dimatikan, meski sebenarnya sadar bahwa tidak ada manusia dan makhluk hidup yang bisa terlepas dari seks. Sehingga kemudian kemunafikan merajalela, dan control serta pengendalian terhadap seks itu sendiri tidak lagi bisa dikendalikan. Masalah semakin berkembang dan semakin sulit untuk diatasi.

Sudah sering ada yang bercerita bagaimana perilaku masyarakat Aceh yang keluar dari dalam sangkarnya. “Begitu sampai perbatasan pun mereka sudah berubah total. Pergilah ke Medan dan lihat bagaimana mereka lapar dan haus kesenangan seks. Pergilah ke kedai-kedai dan rumah-rumah

Selasa, 05 Oktober 2010

Seks, Politik, dan PSK – Apa Hubungannya?!

Oleh :
Mariska Lubis
Tergelitik pertanyaan seorang sahabat, Mas Dandot, yang menanyakan kepadasaya apakah ada hubungan antara seks, politik, dan PSK. Wah, jelas banget ada! Seks dan politik itu sudah seperti kekasih yang tak bisa lepas. PSK adalah salah satu media perantaranya yang sering dimanfaatkan sebagai sarana dan juga prasarana, meski antara seks dan politik itu juga ada juga. Wong, seks itu senjata ampuh, kok! 
sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com