Selasa, 07 September 2010

Sepucuk Surat Cinta untuk Seorang Pejuang Cinta

Sepucuk surat cinta saya tuliskan untuk seseorang yang saya anggap sebagai seorang pejuang cinta sambil bermimpi di siang hari seandainya waktu dan jaman adalah saat yang lalu. Saat di mana Bung Karno yang penuh dengan pesona cinta itu masih menjadi pemimpin. Masa di mana perjuangan itu memang benar-benar dalam arti untuk semua, benar-benar untuk bangsa dan negara. Surat ini bisa saja ditujukan untuknya karena beliau pun seorang pejuang yang memiliki banyak cinta. Saya pun mungkin saja jatuh cinta dengannya. Beliau memang sangat romantis!!!


Tentunya semua itu hanyalah mimpi di siang bolong. Saya bukan Ibu Fatmawati Soekarno, Hartini Soekarno ataupun Madame Dewi Soekarno. Saya adalah Mariska Lubis yang merasakan cinta dari seseorang yang penuh dengan cinta. Surat yang saya buat ini adalah untuk masa dan waktu sekarang ini dan ditujukan untuk seorang pejuang yang memiliki banyak cinta, berjuang dengan cinta, sehingga cinta itu bisa dirasakan oleh semua. Saya sangat menggumi dan sangat menghormatinya. Saya sangat mencintainya.

“Teruntuk Pejuang Cinta tercinta,

Entah sudah berapa banyak surat cinta terurai untukmu dan entah berapa banyak juga surat cinta dibuat olehmu. Biarlah sekali ini lagi saya tuliskan sepucuk surat cinta lagi, sebagai sebuah ungkapan dari rasa yang ada di dalam hati ini. Sebuah rasa cinta yang teramat sangat untukmu, pejuang cinta.

Seperti kata-kata yang sering terurai lewat suara yang lembut namun sangat terasa dan merasuk di dalam hati, juga lewat tulisan yang penuh dengan ungkapan cinta, bila memang ingin cinta itu ada dan ada selalu, bercintalah selalu. Ya, seperti sebuah janji dalam sebuah ikatan suci, bila memang ingin selalu bersama, jatuh cintalah kita berkali-kali dan terus-menerus tanpa henti untuk cinta.

Waktu dan jarak bukan menjadi sebuah alasan untuk tidak bisa bercinta setiap saat. Bisa dimengerti bila hanya ada sedikit waktu dan kesempatan untuk bisa saling menyapa. Prioritas adalah tetap yang utama terutama bila memang itu adalah sebuah perjuangan untuk memberikan banyak cinta kepada semua. Seperti juga katamu, meski di dalam diam namun selalu ada dan selalu terasa sangat dekat di dalam hati.

Memang benar, setiap saat dan setiap waktu, dirimu selalu ada. Di manapun, kapanpun, bagaimanapun, dirimu tidak pernah tidak ada. Bayang-bayang wajahmu, suaramu, dan sentuhanmu tidak pernah lepas dan hilang. Dirimu selalu saja menemani. Ah, indahnya rasa itu!!!

Itulah mungkin sebabnya kenapa rindu itu selalu juga ada menyertai. Selalu saja ada kerinduan untuk selalu berada bersamamu. Entahlah, rasanya seperti aneh saja bila dirimu tidak ada. Seperti ada yang hilang dan membuat hari penuh dengan mendung dan kabut. Air mata kerinduan itu pasti menetes tanpa bisa dibendung. Saya sungguh sangat mencintaimu.

Cengeng, sebutan darimu. Seandainya saja dirimu tahu betapa air mata yang menetes itu adalah justru yang menguatkan diri ini untuk bisa terus bertahan dan terus berusaha. Seperti juga yang sering dirimu ucapkan bahwa setiap orang harus bisa menjaga diri baik-baik. Tidak ada yang bisa menjaga dan merawat diri lebih baik selain diri sendiri. Untuk saya, menangis adalah bagian dari semua itu. Tangis membuat hati ini menjadi terbasuh dan menjadi memiliki banyak keinginan dan juga semangat untuk bisa memberikan lebih banyak lagi.

Terkadang dan bahkan seringkali ada yang berbeda di antara kita. Dirimu memang bukan saya, dan saya juga bukan dirimu. Kita masing-masing memiliki cara sendiri di dalam mengungkapkan apa yang ada di dalam hati dan di dalam benak. Percayalah, bahwa meski demikian, tidak pernah sedetik pun waktu di mana tidak ada rasa hormat dan penghargaan untukmu. Saya selalu bangga denganmu. Dirimu bukanlah seorang pria biasa. Untuk saya, dirimu selalu luar biasa.

Tidak peduli dengan yang lain yang banyak sekali menyerukan berbagai berita ataupun ucapan miring tentangmu. Mereka bisa saja bicara tetapi mereka seringkali lupa atas apa yang telah diberikan olehmu kepada semua. Cinta yang telah dirimu berikan itu sangatlah berarti. Apakah mereka memiliki cinta yang sebegitu besar dan sebegitu indah untuk semua seperti yang dirimu miliki?! Saya tidak bisa menjawabnya juga, biarlah mereka sendiri yang bertanya dan menjawabnya sendiri.

Seperti juga yang sering dirimu ungkapkan bahwa cinta itu buta, saya mungkin memang buta, tetapi saya tidak bisa mengingakari apa yang ada di dalam hati saya ini. Suara yang terdengar pelan dan halus itu tidak pernah berdusta. Apa yang telah dirimu berikan itu adalah cinta dan apa yang saya rasakan itu pun adalah cinta. Kenapa harus diingkari?!

Saya tidak mau berandai-andai bahwa semua perjuangan yang dirimu lakukan itu bisa terus langsung mengubah segala sesuatunya menjadi lebih baik. Segala sesuatunya harus melewati berbagai proses yang tidak mudah. Perjalanan itu penuh liku dan juga kerikil yang sangat tajam. Proses inilah yang saya artikan sebagai sebuah perjuangan dan perjuangan inilah yang lebih memiliki arti dan sungguh sangat bernilai. Tujuan bukanlah akhir dari sebuah proses tetapi sebuah awal dari perjuangan yang selanjutnya.

Tidak mudah untuk mau terus berjuang tanpa henti dan tak kenal lelah karena tidak mudah untuk bisa terus memiliki semangat dan kekuatan. Untuk tetap bisa memiliki cinta dan untuk tetap juga merasakan dan mendirikan cinta itu. Dirimu memang ibarat sebuah kapal yang kokoh dan kuat, yang membuat hati ini selalu terpesona dengan keindahannya. Dirimu tidak pernah berhenti untuk terus berlayar dan berlayar untuk bisa berlabuh di pelabuhan terakhir. Pelabuhan di mana dan kebahagiaan itu senantiasa selalu abadi dan merdeka itu pun menjadi benar-benar merdeka.

Cinta, negara kita ini membutuhkan banyak cinta dan cintamu sangatlah dibutuhkan. Dirimu bisa melihat dan merasakan bagaimana darah dan dagingmu sedih, susah dan menderita Merdeka, damai, dan bahagia yang ada masih hanya sebuah teks yang digoreskan dan ditandatangani di atas kertas dengan bertinta kepalsuan. Bukankah semua itu juga yang membuatmu selalu menangis?!

Harapan itu selalu ada dan mimpi itu adalah nyata. Mengukir kita bersama bintang di langit agar semua itu bisa terwujud. Seperti juga yang pernah saya ucapkan, saya akan selalu mendampingimu meskipun semua itu hanya sebatas kemampuan saya. Tidak ada yang tidak mungkin bila cinta itu ada dan ada selalu.

“Fadjar terbuka bukan karena ajam berkokok tapi ajam berkokok karena fadjar terbuka. Kemerdekaan bukan karena keamanan,tetapi keamanan adalah ke-Merdeka-an.” (Ir. Soekarno).

Semoga dirimu selalu dipenuhi dengan cinta dan selalu ada kebahagiaan yang menyertaimu.”
Salam hormat penuh dengan cinta selalu untukmu,
Mariska Lubis

Sumber : http://fiksi.kompasiana.com/group/prosa/2010/08/31/sepucuk-surat-cinta-untuk-seorang-pejuang-cinta/

0 komentar:

Posting Komentar

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com