Sabtu, 23 Juli 2011

Berteman dengan Mantan Pacar? Kenapa Tidak!

Oleh :

Ella Zulaeha



Persahabatan bisa berakhir dengan kisah cinta. Namun bagaimana bila sebaliknya? Kisah cinta sepasang kekasih berakhir kemudian kembali lagi menjadi sahabat. Mungkin bagi sebagian orang menganggap berteman atau bersahabat kembali dengan mantan pacar adalah sesuatu yang tak mungkin atau sulit atau mustahil. Hal tersebut dapat dimaklumi, ketika sebuah hubungan terputus disebabkan suatu konflik hebat dan itu sangat menyakitkan, rasanya sulit sekali memaafkan begitu saja sang mantan pacar.

Bagi sebagian orang lagi mungkin bisa dengan mudahnya kembali bersahabat dengan mantan pacar, bahkan ada yang sampai menjalin kisah kembali alias CLBK (Cinta Lama Belom Kelar!). Namun bagaimana kondisinya bila kita dan mantan pacar kita sudah sama-sama terikat komitmen pernikahan? Hal itu nampaknya kembali kepada prinsip hidup anda masing-masing. Ada yang menganggap hubungan pertemanan dengan mantan pacar wajar-wajar saja dilanjutkan, namun ada pula yang mengganggap hal tersebut tidak boleh terjadi. Besar kemungkinan berisiko terjadinya suatu perselingkuhan.


Bagi pasangan yang dulunya menjalin hubungan cinta karena seringkali bertemu dalam berbagai aktifitas, misalnya rekan kerja di kantor, atau satu kampus, atau sama-sama dalam satu wadah organisasi, bila cinta itu berakhir, mampukah keduanya kembali berteman seperti saat pertama kali mereka mengenal satu sama lain?
Namun bila kita memahami lebih jauh arti seorang mantan pacar, dengan mereka lah justru kita bisa seperti sekarang. Kita bisa mendapatkan seseorang yang terbaik, mendapatkan kehidupan yang jauh lebih baik dan memiliki keluarga yang harmonis. Dan yang terpenting adalah mantan pacar adalah seseorang yang mengajari kita bagaimana menyikapi hidup. Mantan pacar bisa dikatakan sebagai tahapan kehidupan yang harus kita lalui. Kenyataannya, ada pasangan yang bisa berteman baik setelah sebelumnya menjalin sebuah hubungan. Dengan demikian, jalan kepada pertemanan itu sebenarnya telah terbuka. Yang menjadi persoalan adalah apakah anda mau atau tidak untuk memulai hubungan yang baru dengan sang mantan pacar.

Menurut Michael Vincent Miller, PhD, pengarang ‘Intimate Terrorism’, berduka cita atau menangisi berakhirnya suatu hubungan adalah faktor penting untuk penyembuhan sakit hati. Hal ini penting karena jatuh cinta membawa seseorang masuk ke dalam sebuah wilayah yang penuh risiko. Dua orang yang jatuh cinta menempatkan dirinya ke dalam tangan pasangannya. Karena hal inilah, ketika putus hubungan, muncul rasa pahit ditinggalkan dan merasa sendiri. Bersedih adalah proses berjalan untuk mengeluarkan “saya” dari “kita”. Ini memberikan sebuah jalan untuk kembali mengumpulkan rasa kepercayaan diri untuk kembali mandiri. Meski persahabatan setelah putus bisa memberikan kelegaan sementara, namun hal ini ternyata menghambat sebuah jalan penyembuhan untuk kembali sendiri.

Setiap orang tentunya pernah mengalami bagaimana sedih dan sakitnya merasakan kehilangan seseorang. Terkadang butuh waktu yang cukup lama hanya untuk menangisi seseorang yang dulunya sangat kita cintai dan berarti dalam hidup kita. Namun tahukah anda, bahwa setiap tetes airmata yang mengalir itu ternyata mampu membuat mental kita teruji. Kegagalan cinta pertama tentunya akan terasa sangat menyakitkan. Ketika kita mengalami kegagalan cinta yang kedua, airmata yang sempat tumpah tak terkira saat kehilangan cinta pertama mungkin tak sederas sebelumnya. Kedewasaan kita pun tertempa secara maksimal.

Contoh mudahnya adalah ketika seseorang harus berkuliah di luar kota. Mau tak mau ia harus tinggal mandiri jauh dari kedua orangtuanya. Tentunya ia akan merasakan hampa tinggal di tempat kost seorang diri. Ia memang merasakan kebebasannya yang baru, namun homesickness pun harus ia hadapi. Untuk semua rasa sedih itu, ada hal-hal baik yang dipelajari dan didapat. Kesedihan bisa dikatakan adalah rasa sakit untuk pertumbuhan manusia.

Bersedih mengajarkan kita untuk menerima akhir dari rasa cinta. Itu merupakan proses untuk menjadi diri kita lagi. Kesedihan yang kita alami tak akan sama seperti diri ketika anda masih menjalin hubungan dengannya. Meski luka telah sembuh, namun akan tetap meninggalkan bekas. Kegagalan adalah sebuah pelajaran kehidupan bagaimana kita menyikapi hidup dengan penuh kedewasaan. Orang sukses adalah bukan orang yang tidak pernah merasakan kegagalan. Orang sukses adalah mereka yang mampu melewati kegagalan demi kegagalan dengan lapang hati menerima kenyataan atas kegagalan tersebut.
1311441975700157943
Ilustrasi: Google Image
Lantas bagaimana agar kita bisa kembali berteman dengan mantan pacar tanpa amarah dan rasa dendam? Semua tergantung dari bagaimana anda menyikapi kegagalan cinta dengan mantan pacar anda. Cara berikut ini mungkin bisa membantu anda bersikap biasa dan sewajarnya terhadap mantan pacar tanpa menimbulkan suatu kesan permusuhan akibat cinta yang telah berakhir.

1. Buang rasa amarah dan dendam, belajarlah memaafkan
Orang yang berjiwa besar adalah mereka yang mampu memaafkan kesalahan orang lain walaupun betapa sakit hati ketika kesalahan itu dilakukan atas dirinya. Hakikatnya bukannya mudah memaafkan kesalahan orang lain tetapi kita gunakan perkataan belajar memaafkan orang lain untuk memberi ruang yang lebih luas dalam hidup kita, yaitu untuk memperbaiki diri. Meski tidak semua orang dengan mudah begitu saja memaafkan kesalahan orang lain, terutama mantan pacar, namun ada baiknya bila kita belajar untuk memaafkan segala kesalahannya.

Tahukah anda bahwa ternyata memaafkan itu menyehatkan. Dalam buku ‘Forgive for Good’ Dr. Frederic Luskin menjelaskan sifat pemaaf sebagai resep yang telah terbukti bagi kesehatan dan kebahagiaan. Sifat pemaaf memicu terciptanya keadaan baik dalam pikiran seperti harapan, kesabaran dan percaya diri dengan mengurangi kemarahan, penderitaan, lemah semangat dan stres.

“Forgiveness”, tulisan yang diterbitkan Healing Current Magazine (1996), menyebutkan bahwa kemarahan terhadap seseorang atau suatu peristiwa menimbulkan emosi negatif dalam diri seseorang. Itu akan merusak keseimbangan emosional bahkan kesehatan jasmani mereka. Artikel tersebut juga menyebutkan bahwa orang menyadari setelah beberapa saat bahwa kemarahan itu mengganggu mereka, dan kemudian berkeinginan memperbaiki kerusakan hubungan. Jadi, mereka mengambil langkah-langkah untuk memaafkan. Disebutkan pula bahwa, meskipun mereka tahan dengan segala hal itu, orang tidak ingin menghabiskan waktu-waktu berharga dari hidup mereka dalam kemarahan dan kegelisahan, dan lebih suka memaafkan diri mereka sendiri dan orang lain.

2. Mantan pacar adalah orang yang mengajari kita cara menyikapi hidup
Mantan pacar, orang yang sekian lama mengisi relung hati kita dengan cinta, namun saat hubungan kasih itu kandas dan meninggalkan luka, tentunya kemarahan dan kebencian terhadapnya tidak mudah begitu saja kita lupakan. Namun ingatlah satu hal, bahwa melalui mantan pacarlah kita bisa belajar bagaimana memahami arti kehilangan. Secara tak sengaja ia telah mengajari kita sebuah pelajaran kehidupan. Kesedihan yang mendalam ternyata mampu kita lewati apabila kita bisa belajar untuk menerima kenyataan. Bila kita tidak bertemu dengan sang mantan terlebih dahulu, mungkin kondisi hati kita takkan setangguh seperti sekarang ini. Pengalaman pahit yang terjadi di masa lalu membuat kita sadar dan mengetahui kesalahan apa yang dulu pernah kita lakukan.  Begitu pula sebaliknya, apa yang pernah dilakukan mantan akan menjadi pelajaran berharga agar kita tidak mencari sosok dengan sifat serupa. Dengan demikian, kesalahan yang sama tidak perlu terjadi lagi dengan pasangan yang saat ini mendampingi hidup kita.

3. Buanglah rasa cemburu
Apabila mantan pacar saat ini telah memiliki pasangan lain, ikhlaskanlah. Memang tidak mudah memanage rasa ikhlas apalagi terhadap seseorang yang dulu sangat dekat di hati. Mungkin dengan orang lain ia akan menemukan kebahagiaannya. Demikian pula anda, anda dengan sang mantan tidak ada kecocokan dan kisah itu berakhir, namun hikmahnya adalah anda bisa berpeluang menemukan orang lain sebagai penggantinya yang mungkin jauh lebih baik dibandingkan dirinya. Tak ada manfaatnya bila anda terus menyimpan rasa cemburu terhadap mantan pacar anda. Karena pada kenyataannya, dia kini bukanlah apa-apa dan bukan siapa-siapa dalam hidup anda. Inilah mengapa kita harus belajar menerima kenyataan sepahit apapun.

Bila ada sedikit saja rasa cemburu di hati anda, itu pertanda bahwa masih ada sedikit yang tersisa di hati anda terhadapnya. Tapi percayalah, rasa itu justru akan mendera dan menyakiti hati anda sendiri. Bila tak ada lagi tersisa rasa cemburu di hati anda, maka saat itulah anda memang telah siap untuk menerimanya sebagai seorang teman, tanpa ada rasa cemburu sedikitpun. Hubungan pertemanan yang akan anda jalani terbebas dari rasa emosi.

4. Tak ada lagi ‘chemistry’
Bila di antara anda dan mantan pacar anda sudah tidak ada lagi chemistry, tak ada lagi rasa cinta sedikitpun, berarti anda berdua bisa mulai menjalin pertemanan yang sehat. Karena jika masih ada tersimpan sedikit saja perasaan suka, maka hubungan yang akan anda bangun akan menjadi rumit dan terus berputar-putar pada konflik yang sudah ada. Jika bukan rasa suka, rasa cinta, dasar apa lagi yang harus anda pegang? Rasa hormat. Itu berarti anda tak akan mempersoalkan lagi situasi buruk yang pernah anda alami. Anda menghormati dia sebagai pribadi yang tidak lagi memiliki hubungan khusus dengan anda.

5. Saling mengenalkan pasangannya
Seiring berjalannya waktu, luka itu akan sembuh meski meninggalkan bekas. Namun itu bukan alasan untuk terus mengingat kesalahannya sepanjang hidup anda. Mata hati anda perlahan akan terbuka dan belajar untuk melupakan semua yang pernah terjadi. Dan sudah saatnya anda menata hati dan menemukan sesorang yang baru sebagai penggantinya. Setelah anda merasa siap untuk bertemu kembali dan bersilaturahmi dengan mantan pacar anda tanpa ada emosi sedikitpun, cara yang mudah untuk menetralisir perasaan anda adalah dengan memperkenalkan pasangan baru anda kepadanya. Mintalah agar mantan pacar anda juga mengenalkan pasangannya kepada anda. Hal tersebut demi mencegah terjadinya konflik atau rasa cemburu. Dan sebaiknya Anda tidak hanya berteman dengan mantan, cobalah untuk mengenal lebih dekat pasangannya. Dengan demikian, hubungan silaturahmi dan pertemanan akan terjalin makin erat, tanpa ada kecurigaan ataupun rasa cemburu dari masing-masing pasangan.

Bila anda telah menerapkan 5 hal tersebut di atas, maka persahabatan atau pertemanan dengan mantan pacar anda bukanlah hal yang tak mungkin terjadi. Silaturahmi harus tetap kita jaga terhadap siapapun, tak terkecuali  dengan mantan pacar. Karena hidup kita akan jauh lebih indah dan damai bila tak ada lagi konflik masalah hati yang berkepanjangan dengan orang lain, dan itu adalah mantan pacar anda. Biar bagaimanapun juga mantan pacar adalah seseorang yang mewarnai kehidupan kita dengan segala suka dukanya.
**********
*Sumber: dari berbagai media


0 komentar:

Posting Komentar

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com