Rabu, 18 April 2012

Katanya Cinta, Kok Menyiksa!


Sore belum datang hujan duluan mampir, perputaran jarum jam hanya masih pada angka 15:12, hujan menguyur tanpa lengkuk pelangi, ntah ia merajuk seperti kata kawan ku tempo hari. Jangan-jangan ia muncul ditempat lain, dikaki gunung yang rimbun dengan pepohonan. Ah, sore kau datang dalam dingin mengigil, sepi merayap dari lalu lalang pengendarai sepeda motor, aroma masakan mie tercium mengoda perut yang baru saja terisi. Kopi ku pahit seperti cerita ku pada kawan yang lama tak bersua, adukannyapun masih pekat, sebuah tanya kerap ia hadir pada ku, kenapa?. Hal demikian mudah adanya menjawab, pertama memang aku hitam tetapi hitam manis, kedua zat gula memang sudah ada dalam tubuhku, ya pahit saja aku meneguknya.


Cinta, hal unik selalu asyik dibicarakan, seperti selendangnya wanita dipermainkan terpaan angin, perlahan namun mengayun. Dueh cemara meliuk bagaikan seruling membuat ular selalu menari. Tiba-tiba saja aku teringat kata ustad semalam dalam cermah Maulid Nabi Besar Muhammad SAW, “karena cinta hingga mempermudah memaafkan kesalahan orang yang dicintai”. Maksud ustad tersebut. Ketika penganti baru menikmati malam pertama yang penuh bunga-bunga cinta, seakan dunia milik berdua tapi dikamar itu saja diluarnya milik orang lain, santing senangnya, bahagiannya. Namun sang isteri membuat kopi untuk sang suaminya disuguhin penuh cinta dan kasih sayang tetapi lupa sang isteri menaruh gula dalam kopi tersebut. Sang suami pun meminum kopi namun sungguh pahit dengan matanya pun meremmerem, lalu sang isteri bertanya ;

“Cut Bang, bagaimana rasa kopinya”
Kopinya sungguh-sungguh enak dek
“apa kopinya pahit Cut Abang atau memang manis”
Kopinya sungguhnya menis kata suaminya sambil meneguk lagi.

Dueh lelaki mudah memaafkan kesalahan isterinya yang lupa menaruh gula dikopinya, tersebab cinta lagi berbunga-bunga. 

Hujan masih saja menguyur, suara petir mengagetkan, pun aku melirik kisah cinta terlihat sekarang memang sulit terjangkau dengan akal sehat, yang mungkin mereka mengambil peran dalam membenahi cinta yang kata orang cinta buta atau cinta pandangan pertama, wadueh.

Akupun tak yakin akan cinta demikian rupanya, dari mana gejolak muncul, jangan-jangan dari pandang betis lagi, ehem

Mencintai lalu dicintai, apakah selesai masalah hati?, mencintai terkadang lupa diri akhirnya mudah patah hati, lantaran apa ia mencintai?. Dicintai terkadang pula ogah-ogahan untuk meladeni, merasa diri hebat, congkak bahkan hal-hal lain merajai ego.

Ternyata masalah tak terselesai disana, ya akhirnya putus yang diatasnamakan cinta. Namun sepihak terkadang tak bisa menerima, ingin bertarung kembali bahkan memperlihatkan seakan ia didzalimi oleh orang yang dicintainya, wow dendam ni ye.

Banyaknya laki-laki berbicara keadilan, perlindungan. Namun dia tak menghiraukan perasaan dan hati perempuannya. Kalau emang dia cinta, kok tega-teganya sich dia katakan yang bukan-bukan untuk perempuannya apalagi sampai terjadi kekerasan. Dueh itu bukan cinta namanya, tetapi kekerasan berkedok cinta.

Katakan saja yang sanggup dipertanggungjawabkan, banyaknya laki-laki lemah dihadapan perempuan hingga berbagaimacam cara dilakukan agar dapat berkomunikasi dengan pacarnya, padahal jelas-jelas sudah putus. Sayang ya perempuannya tetapi lebih sayangnya lagi tu laki-lakinya selemah itu imannya.

Pria adalah imam dan sekaligus pelindung bagi wanita, pendapat atau suara perempuan harus dipertimbangkan oleh seorang pria agar tidak terjadi kesewenang-wenangan.

Cerita dalam guyuran, ketimbang bosan lebih baik buat coretan. Semoga ada manfaat untuk saya pribadi khususnya dan umumnya untuk sahabat yang membaca.

Salam Sayang Penuh Cinta Selalu

Nasruddin OOS
Sikabu, 18 April 2012

0 komentar:

Posting Komentar

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com