Kamis, 26 Agustus 2010

Kapan Semua Susah dan Derita Ini Berakhir?!

Mariska Lubis
|  24 Agustus 2010  |  08:00



Terkadang bahkan seringkali kita merasa capek dan jenuh dengan semua keadaan sekarang ini. Semua usaha dan daya upaya yang kita lakukan sepertinya tidak membuahkan hasil selain api panas yang semakin membara. Pemerintah, pemimpin, dan penguasa sudah buta, tuli, dan tidak lagi memiliki hati untuk merasakan. Masyarakat pun tidak mau berubah dengan terus-menerus sombong dan tinggi hati, tak pernah juga mau merendahkan hati untuk belajar. Menjadikan keadaan semakin parah dan kita semua pun menjadi seperti sudah tenggelam ke dalam dasar samudra terdalam.

Satu demi satu masalah muncul sementara masalah yang sebelumnya belum juga berakhir dan terselesaikan. Masalah yang baru dibuat seolah-oleh hanya untuk menutupi masalah yang sebelumnya agar semua lupa dan terfokus pada masalah yang baru. Nasib masalah Century dan Bapak Susno Aji belum juga selesai, lalu dimunculkan masalah baru yang lainnya. Tertutup oleh kasus hebohnya video-video porno, dan sekarang apa lagi?!

Memang sulit bila pemimpin dan penguasa berkoalisi. Pembuat peraturan dan mereka yang tidak mau mau memiliki peraturan main sendiri bersatu tanpa mempedulikan kepentingan masyarakat, bangsa, ataupun negara. Semuanya dibuat hanya untuk kepentingan pribadi dan segelintir kelompok serta golongan saja. Ya, mereka seolah-olah menari di atas penderitaan orang lain.

Lumpur Lapindo di Sidoarjo, apakah benar itu sebuah bencana yang terjadi akibat faktor alam?! Apa semua itu terjadi bukan karena kesalahan yang dilakukan oleh manusia?! Lantas kenapa sampai harus pemerintah dan negara yang mempertanggungjawabkannya?! Bukankah ini sama saja dengan berarti masyarakan yang menderita dan masyarakat juga yang harus mempertanggungjawabkannya?! Bagaimana dengan tanggung jawab mereka yang melakukan semua ini?!

Duet tak sedap juga dilakukan oleh mereka yang menyerukan demokrasi dan kebebasan. Mengerti tentang demokrasi saja belum sudah berteriak tentang keadilan. Kebebasan pun hanya menjadi sebuah atas nama untuk bisa melakukan apapun sesuai dengan kehendak dan keinginan. Apa bedanya dengan penguasa yang merasa memiliki peraturan dan permainan sendiri?! Di mana letak keadilannya?! Di mana demokrasi yang diserukan?! Mana ada seorang negarawan yang cinta bangsa dan negaranya mengabaikan landasan dasar terbentuknya negara itu sendiri?! Pancasila dan UUD’45 memangnya hanya sekedar sejarah yang patut dilupakan begitu saja?! Ampun!!!

Sudah banyak terbukti bahwa tong kosong selalu nyaring bunyinya. Sama saja, sama-sama tidak memikirkan nasib orang banyak. Berapa banyak uang yang diterima dan masuk ke kantong?! Bukan hanya dari donatur saja tetapi juga dari hasil intimidasi terhadap mereka yang ingin kasus dan permasalahannya tidak diungkap. Uang bungkamlah, singkatnya. Duh!!!
Paling parahnya lagi, semua sudah menjadi tidak jelas. Pembodohan dan kebohongan yang merajalela membuat semua semakin mudah untuk dibodohi dan dibohongi. Disadari tak diasadari, diakui tak diakui, telah juga melakukan kelanjutan dari pembodohan dan kebohongan. Kebenaran dan tuntunan sendiri pun bisa dijual dengan sebegitu mudahnya, kok!!! Banyak lagi yang mau percaya dan membeli jualannya. Sungguh saya tidak habis pikir, betapa kejamnya manusia, ya?! Sang Pencipta pun bisa diperlakukan demikian.

Sebetulnya tidak terlalu sulit untuk mendeteksi apa yang sebenarnya terjadi bila saja semua mau merendahkan hati dan mau terus belajar. Data, angka, riset, dan analisa yang dimunculkan bila coba diperhitungkan kembali, apa bisa masuk di akal?! Mana ada pertumbuhan yang meningkat?! Apa semua merasakan penurunan harga?! Redenominasi dan sanering yang digembar-gemborkan pun hanya membuat semua yakin bahwa hanya penghilangan tiga angka nol di belakang angka. Sebegitu mudahnyakah menghilangkan itu?! 

Kita memang sangat mudah untuk menjadi percaya dengan apa yang kita lihat dan kita dengar saja karena sudah menjadi sebuah kebiasaan yang buruk. Berapa banyak di antara kita yang langsung membuat asumsi dan memiliki interpretasi tanpa mau mencari tahu apa duduk persoalan yang sebenarnya?! Sudah terbukti, kan, kalau kita paling senang bergosip?! Jika tidak, mana mungkin acara gosip dan entertainment di media itu laris manis?! Media juga tidak akan memunculkannya terus menerus dan tidak akan bertahan bila konsumennya tidak ada. Ya, kan?!

Tidak perlu jauh-jauhlah. Soal seks, yang seringkali saya uraikan. Meski berulang kali saya menyebutkan bahwa seks itu tak mesti porno dan seks itu adalah titik awal kehidupan dan kehidupan sendiri, namun berapa banyak yang mau mencoba untuk membuka hati dan pikiran untuk mencoba mengerti dan memahaminya dengan menjadi jujur pada diri sendiri?! Ya, bisa dimengerti dan dipahami juga, memang tidak mudah bila pemahaman tentang kata itu sendiri tidak ada. Membaca dan menulis pun hanya asal membaca dan menulis saja. Konteks di dalam sebuah tulisan tidak bisa dipahami dengan baik sehingga teks itu hanya menjadi sekedar untaian kata tak berarti dan tak bermakna. 

Wajarlah bila kemudian plagiator merajalela. Bagaimana seseorang bisa memiliki karakter dan pribadi yang kuat bila tidak mengenal apa dan siapa dirinya sendiri?! Yang ada hanya karakter dan pribadi buatan yang dimunculkan hanya untuk mendapatkan nilai di mata yang lain. Bila sudah demikian, empati dan simpati itu pun hanya sekedar di dalam mulut saja tidak sepenuhnya dari dalam lubuk hati terdalam. Rasa malu sudah tertutup dengan kepentingan. Makanya, negara ini pun semakin tidak memiliki karakter dan kepribadian. Bagaimana mungkin bisa bila pribadi-pribadi yang ada di dalamnya juga demikian?!

Yah, ini hanya sekedar unek-unek dari saya saja. Sesekali bolehlah saya mengeluarkan isi hati dan perasaan saya yang sesungguhnya. Lagipula, siapa yang tahu kapan semua susah, sedih, dan derita ini akan berakhir?! Harapan itu selalu ada meski hanya waktu yang bisa bicara. Biarlah perjuangan itu terus berlanjut karena saya tidak ingin mimpi itu menjadi tidak ada. Mimpi itu sangat nyata bagi mereka yang meyakini dan mau memperjuangkannya. 

Seandainya saja semua mau merasakannya dengan hati yang penuh dengan cinta, ketulusan, kejujuran, dan kerendahan hati tentunya semua ini akan segera berakhir. Semoga. Amin. 

Salam Kompasiana,
Mariska Lubis

0 komentar:

Posting Komentar

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com