Senin, 11 Oktober 2010

Masturbasi Otak Lagi?! Not Again!!!

KALI ini bukan masturbasi biasa. Ini lain daripada yang lain. Masturbasi otak namanya. Sama-sama bikin ketagihan, lho!

Istilah ini saya ambil dari perkataan seorang dosen yang dongkol dengan orang-orang di sekitarnya yang sibuk dengan pikirannya sendiri dan tidak pernah mau melihat fakta yang sesungguhnya. Kasarnya, sok pintarlah! Sok iye banget!!!


“Kesannya murahan tahu! Bodoh lagi!”“Maksudnya?”
“Melecehkan diri sendiri. Bikin orang lain berbuat dosa lagi!!!”
“Kenapa bisa begitu?”
“Namanya juga seks!!! Nggak jauh dari yang itu! Yang pinteran dikit kenapa?”
“Seperti?”
“Filsafat, kek! Politik, kek! Paling nggak budayalah…!!!”
“Oh! Oke!!!”
“Kamu ngapain, sih, nulisnya seks melulu?”
“Memangnya kenapa?”
“Kayak nggak ada topik lain aja!”
“Memangnya kenapa kal au seks?”

Ini dia, nih!!! Bapak yang satu ini doktor, sih, doktor. Lulusan luar negeri pula. Bukan dosen yang menggunakan istilah ini, lho! Tapi dia adalah seorang doktor yang senang melakukan masturbasi otak. Hanya berkutat pada pemikiran yang luas dan yang dia yakini hebat, tetapi tidak mau melihat secara mendetail dan lebih fokus lagi. Dia terjebak dalam istilah pintar dan bodoh. Berkelas dan murahan. Konotasi dan denotasi awam yang paling populer di masyarakat. Lebih hebohnya lagi, dia sudah terbiasa, dan ketagihan. Sangat menikmati rasa “pintar” dan “berkelas”-nya itu! Emang enak, sih! Hehehe…


“Pak, apa yang bapak sebut dengan moral?”
“Menurut kajian filsafat, moral adalah…. Bla bla bla…”
“Ada yang lain?”
“Sedangkan menurut kajian agama… Bla bla bla…”
“Sudah?”
“Lain lagi kalau menurut kajian budaya! Moral itu… Bla bla bla…”
“Kalau menurut Bapak sendiri?”
“Maksudnya?”
“Ya menurut Bapak!!! Bukan menurut teori?!”
“Ya, menurut saya… semua itu harus ditinjau dari berbagai kajian yang berbeda!!”
“Yeee… balik lagi, deh!”
Hmmmm… Sudah seperti orang sedang baca majalah dewasa saja! Sambil masturbasi pula!!! Apa bedanya coba? Semua yang tertulis dan tergambar di majalah itu ditelan mentah-mentah. Dicerna, sih, tapi cuma untuk kenikmatan dirinya sendiri saja. Orang lain dan fakta serta kenyataan yang ada… emang dipikirin???
Maksud dari tulisan saya ini adalah untuk sekedar mengingatkan saja bahwa hal yang dianggap kecil dan sepele seringkali justru yang menjadi besar dan luar biasa. Seperti nyamuk! Kecil dan disepelekan. Padahal kalau ada satu saja yang menyerang… mau pintar mau nggak… sama-sama bisa mati juga.
Seks juga sama. Dianggap kecil karena merasa sudah tahu dan sudah dari sananya tahu. Tapi, jangan salah… seks bisa menjatuhkan seorang presiden dari jabatannya. Bisa membuat bursa saham dunia anjlok nggak keruan. Bisa membuat sebuah negara hancur berantakan. Malah kalau dipikirkan secara lebih mendalam lagi, baik dari kajian filsafat, politik, budaya, agama atau apapun juga, seks memegang peranan penting atas kelangsungan hidup umat manusia dan makhluk hidup lainnya. Bayangkan bila dunia tidak mengenal seks??? Bayangkan lagi kalau tahunya hanya seks yang itu-itu saja??? Mau??? Hehehe…
Yah… janganlah kita menjadi orang yang senang melakukan masturbasi otak. Betul, dengan masturbasi otak kita bisa memiliki wawasan yang luas. Hanya saja jangan untuk memuaskan diri sendiri saja, dong! Pikirkanlah untuk membaginya kepada sesama umat manusia, makhluk hidup, serta semua ciptaan-Nya. Manfaat dan berkah yang diberikan dan diterima akan jauh lebih berarti.
Bagi saya, lebih enak jadi orang bodoh yang mau berbagi dan memuaskan banyak orang daripada dibilang pintar tapi hanya untuk menjadi bodoh.

Salam,
Mariska Lubis

Repost Kompasian 05 Oktober 2009

Sumber : http://bilikml.wordpress.com/2010/09/30/masturbasi-otak-lagi-not-again/

0 komentar:

Posting Komentar

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com