Selasa, 05 Oktober 2010

Seks, Politik, dan PSK – Apa Hubungannya?!

Oleh :
Mariska Lubis
Tergelitik pertanyaan seorang sahabat, Mas Dandot, yang menanyakan kepadasaya apakah ada hubungan antara seks, politik, dan PSK. Wah, jelas banget ada! Seks dan politik itu sudah seperti kekasih yang tak bisa lepas. PSK adalah salah satu media perantaranya yang sering dimanfaatkan sebagai sarana dan juga prasarana, meski antara seks dan politik itu juga ada juga. Wong, seks itu senjata ampuh, kok! 
Kita tak usah menuduhlah, ya, soal siapa saja yang berkecimpung di politik, punya masalah seksual dan memiliki penyimpangan perilaku seks, atau juga yang senang dengan membeli cinta sesaat lewat Pekerja Seks Komersial. Tidak perlu diungkap pun sudah terbuka bukan? Yah, kalau sampai ditutupi, sih, wajarlah. Memang susah mencari yang mau jujur dalam hal ini. Lagipula, apa ada yang jujur? Kalau ada, korupsi juga nggak perlu sampai tahap menghkhawatirkan, kan?! Tahu sama tahu sajalah, ya!!! Hehehe….
Meskipun demikian, kita juga tidak boleh tinggal diam. Masalah seks sangat mempengaruhi keadaan politik begitu juga sebaliknya. Masih ingat kasus Ariel dan juga wacana tes keperawanan?! Dampaknya luar biasa sekali, kan?! Begitu juga dengan masalah penutupan lokalisasi. Bagaimana dengan pro kontranya?! Bagaimana juga dengan efeknya terhadap para PSK itu?! Mereka semakin sulit saja dicari jejaknya, sampai-sampai untuk diberi suntikan dan pengobatan untuk mengatasi masalah penyakit kelamin pun susah. Jadi, jangan heran kalau penyebaran penyakit kelamin pun bertambah. Biarpun lokalisasi ditutup, apa berarti PSK tidak ada dan pembeli mereka tidak ada?!
Saya jadi teringat sewaktu masih bekerja sambilan untuk menulis pidato seorang petinggi. Saya dan dia sama-sama tahu siapa perempuan yang menjadi simpanannya. Maklum, perempuan itu teman saya juga. Enak banget kalau melihat perempuan itu. Segala fasilitas diberikan dan dibelikan, yang penting selalu siap setiap saat bila “dibutuhkan”.
“Oom, dia memang seksi, ya!”
“Ya, iyalah!”
“Oom memang sayang, ya, sama dia?!”
“Maklumlah, namanya juga pria. Boleh, dong, sekali-kali icip-icip yang enak.”
“Enaknya gimana, sih, Oom?! Dia sehebat apa?!”
“Ssst! Dia itu perempuan yang tidak pernah puas di tempat tidur!!! Heboh!!!”
“Waduh!”
“Menantang banget!!!”
Kacau!!!
“Nggak percaya?!”
“Nggak!”
“Hmmm… Tanya, deh, sama yang lain!!!”
Yang lain?! Aduh!!!
Bukan hanya cerita itu saja. Sewaktu saya mendapat tugas untuk me-lobby, sudah bukan hal yang aneh lagi kalau saya harus siap menyediakan segala hidangan lengkap. Cerita tentang memakan sushi di atas tubuh perempuan telanjang itu bukan hanya sekedar cerita. Saya sendiri pernah diminta untuk menyiapkan, kok!!! Berhubung bos saya mengiyakan dan ditambah rasa penasaran yang sedemikian menggebu, saya pun mau menyiapkannya. Tentunya tidak saya sendiri, tapi ada asisten saya yang pria, yang saya tugaskan lagi.
Benar, lho!!! Saya sampai kaget banget!!! Saya waktu itu masih muda dan belum terlalu banyak pengalaman, sampai saya melongo!!! Apalagi sewaktu saya melihat salah satu dari mereka dengan tertawa-tawa mempermainkan makanan yang ada di, maaf, alat kelamin salah satu perempuan yang menjadi alas sajian itu. Jijik banget!!!
Sebegitunya, ya, orang harus me-lobby?! Segala cara dihalalkan, tetapi mau bagaimana lagi juga, memang sepertinya itu sudah salah satu syarat. Minimum ada disediakan teman untuk mendampingi di malam hari. Apalagi kalau sedang jauh dari pasangan, berasa masih single saja. Anak istri di rumah pun tak ingat dan asyik saja dibohongi.
Bukan hanya pria saja, sih!!! Masih ingat cerita saya tentang arisan pria para tante?! Yah, begitulah pada fakta dan kenyataannya. Semua ini bukan hasil cerita orang, tetapi saya memang mengalaminya sendiri. Diakui tidak diakui bukan inti dari permasalahannya, tetapi sudah jelas sekali bahwa seks, politik, dan Pekerja Seks Komersial ada hubungannya. Jelas!!!
Yang membuat saya sedih kemudian adalah bila harus bertanya dalam hati, “Jika demikian keadaannya, siapa yang paling dirugikan?!” Tarik nafas dalam-dalam dan mendesah sangat panjang, deh!!!
Makanya, saya mengusulkan untuk diadakan tes soal masalah seksual dan kejiwaan perilaku seksual para pemimpin dan calon pemimpin. Mau mereka pintar dan keren seperti apapun, bila memiliki masalah pada faktor kesehatan fisik dan kejiwaannya, tentunya tidak bisa bekerja secara maksimal. Kemungkinan untuk menjadi tidak jujurnya pun besar karena jarang sekali ada yang mau mengakui memiliki masalah ini. Tidak perlu mereka, dari hasil survey saya pun membuktikan bahwa lebih dari 90% pria tidak mau mengaku memiliki masalah. Bagaimana mau diobati bila tidak mau mengakui?! Bagaimana dengan kinerjanya?!
Belum lagi urusan duit yang dipakai untuk bersenang-senang seperti ini. Bukankah ini sama saja dengan penghamburan duit rakyat dan Negara? Korupsi?! Suap?! Sayang hal ini tidak dipikirkan oleh KPK ataupun pemerintah. Masyarakat pun masih tidak menganggapnya penting sama sekali. Seks masih dianggap remeh, sih, ya?! Susah memang kalau porno duluan pemikirannya!!!
Menyangkut masalah PSK, ini juga menjadi mengerikan. Bila politisi terus menutup mata dan mengalihkan masalah PSK ini dengan dalih moral dan agama, bisa berbahaya sekali masa depan bangsa dan Negara ini. Human trafficking yang menjadi salah satu masalah besar dunia dan menjadi bagian dari PSK ini di mana-mana juga menjadi penting, kenapa di sini tidak dipikirkan?! Ini sudah menyangkut masalah sosial, politik, dan ekonomi, yang merembet terus ke mana-mana. Bayangkan saja apa yang terjadi dengan nasib para PSK ini, apa ada yang menutup lokalisasi itu mau bertanggungjawab atas kehidupan mereka?! Bisakah menjamin bahwa mereka tidak lagi menjadi PSK meski diberi bekal pendidikan yang katanya “bermoral” itu?!
Masalah kondom saja masih dijadikan sesuatu yang porno dan dianggap menjerumuskan, bagaimana mau mengatasi masalah seks yang sebenarnya?! Mana yang lebih prioritas, kesehatan para pelaku seks bebas atau lagi-lagi uang suap yang diberikan kepada mereka yang berkepentingan di balik kedok moral dan agama itu?! Apa ada satu pun Negara di dunia yang bisa bebas dari masalah prostitusi?! Meski mengakunegara beragama sekali pun tidak pernah bisa lepas. Prostitusi sudah menjadi pekerjaan paling tua di dunia ini. Lalu, kenapa tidak ditangani dengan benar?!
Negara Barat yang melegalkan lokalisasi dan prostitusi bukan berarti mereka menganut seks bebas dan tidak bermoral. Mereka tahu persis bahwa hal ini sulit untuk diberantas dan untukmencegah kemungkinan terburuk dari penyebaran penyakit kelamin serta dampak luasnya terhadap masyarakat, maka dibuatlah tempat khusus untuk lokalisasi. Tidak sembarangan!!! Tempatnya pun jauh dari jangkauan anak-anak dan tidak peraturannya sangat ketat sekali. Kondom pun wajib digunakan.
Bahkan di Kolombia, semua PSK diperkenankan untuk memilih siapa yang ingin dilayaninya atas dasar Hak Asasi Manusia dan juga menjaga “derajat” PSK itu sendiri. Sang Germo atau mama mereka tidak bisa seenaknya saja menyuruh mereka melayani siapa pun juga. Kalau tidak suka, ya, tidak dapatlah!!! Nggak percaya?! Tanya, deh, sama rombongan pejabat yang pernah ditolak sama PSK di sana, ya?! Padahal sudah dandan keren, harum, dan sangat mewah. Cincin bermata batu emerald kelas wahid dan sabuk berhias emas dan berlian sudah dipakai pula. Ada cukongnya lagi. Kalau mereka mau mengakui, lho!!! Soalnya, pasti yang diceritakan hanya hasil yang baik saja. Tuh, ada bus way, kan?! Hehehe….
Bagi saya, jelas sekali seks, politik, dan Pekerja Seks Komersial erat sekali hubungannya. Oleh karena itu, belajarlah seks dengan baik dan benar bila ingin kita semua tidak lagi dirugikan ataupun dibodohi. Belajarlah seks itu sebagai satu kesatuan utuh karena seks bukan hanya seonggok daging di belahan paha saja. Seks itu adalah titik awal kehidupan dan kehidupan itu sendiri, dan selalu berkaitan dengan semua aspek yang ada di dalam kehidupan selama kehidupan itu masih ada dan berlangsung. Moral dan agama?! Jadilah manusia bermoral dan ber-Tuhan, dan jadikanlah agama itu sebagai tuntunan dan pegangan yang dipahami dengan benar, jangan jadikan pembenaran semata.
Semoga saja semua bisa mengerti maksud dari tulisan saya ini dan semoga berkenan serta memberikan arti dan manfaat.
Salam Kompasiana,
Mariska Lubis
Catatan:
Ikutan seks dan politik ala ML di @mariskaLBs Twitter yuk! Ikutan juga desah cinta di @art140k, ya!

0 komentar:

Posting Komentar

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com